Rabu, 04 April 2012

Lukah Gilo

             
                        Lukah Gilo Di Minangkabau




     Lukah Gilo merupakan permainan anak nagari di Minangkabau yang menyerupai permainan Jelangkung di daerah pulau jawa.Permainan ini tepatnya berkembang di Desa Lumpo Timur, Kecamatan Ampek Baleh Juran, Kabupaten Pesisir Selatan. Dimainkan oleh seorang pawang atau Dukun Lukah dan satu sampai empat orang pemain yang memegang lukah tersebut.
Lukah sendiri sebenarnya adalah alat untuk menangkap ikan air tawar yang terbuat dari bambu yang dianyam dan bentuknya menyerupai vas bunga. Lukah ini digunakan untuk pertunjukan Lukah Gilo dengan membuatnya menyerupai orang-orangan seperti halnya permainan jelangkung. Untuk tangan dibuat dari kayu lurus atau bambu, dan kepalanya dibuat dari labu atau tempurung kelapa. Lukah itu juga dipakaikan kain, baju, selendang, korset, dan wajanya didandani layaknya perempuan.
Lukah itu kemudian dibisiki mantra oleh pawangnya hingga lukah itu menjadi ‘gila’, bergerak kian ke mari. ‘Kegilaan’ itu akan semakin menjadi-jadi setiap kali pawang membaca mantra. Yang menjadi tontonan adalah para pemain yang memegang lukah itu. Mereka akan terbawa kian kemari dengan kuatnya seiring semakin “menggilanya’ lukah tersebut. Penonton pun akan menyoraki pemain agar suasana semakin memanas. Kalimat yang sering terlontar dari penonton antara lain adalah ‘pacik-an kapalonya’ atau ‘elo taruih.’ Kegilaan lukah ini baru akan berhenti apabila pawang berhenti memantrainya atau ada seseorang yang usil memasang ijok, yaitu bagian dalam dari ekor lukah.
Pertunjukan Lukah Gilo ini biasanya dipertunjukkan pada acara helat perkawinan atau acara-acara khusus untuk yang diadakan masyarakat setempat. Waktu pertunjukan lebih sering pada malam hari agar mudah memanggil jin atau makhluk halus lainnya.Permainan anak nagari ini merupakan bagian dari budaya Minangkabau yang harus di lestarikan.(Osbextah)

1 komentar: